PocketFavorite.com

Minggu, 14 Juni 2009

meningkatkan Prestasi "smart" anak melalui Optimalisasi Otak

Tidak dapat dipungkiri sebagian peserta didik anak kita ada yang memiliki daya ingat pas-pasan atau bahkan termasuk lemah, prestasi rendah dan lebih bnyak menghabiskan waktu hanya untuk menonton TV dan bermain. Sebenarnya sejak manusia dilahirkan sudah dikaruniai sel otak yang sama persis dengan sel otak orang cerdas yaitu seratus milyar sel aktif. Namun dalam kenyataannya ada anak yang berprestasi ada pula yang jauh dari prestasi.

Demikian disampaikan Drs. Tawil, MPd, Ketua Panitia Seminar Kecerdasan yang bertema “Meningkatkan Prestasi Anak melalui Optimalisasi Otak” dihadapan peserta di Auditorium Kampus I Univ. Muhammadiyah Magelang, Sabtu (24/5) .

Selanjutnya ia menjelaskan bahwa hal itu bukan disebabkan karena jumlah sel otak yang berbeda melainkan disebabkan banyaknya koneksi antar sel otak yang aktif satu sama lainnya. Semakin banyak terjalin koneksi yang terjadi maka anak akan semakin cerdas dan kreatif.
“Untuk mengoneksikan antar sel otak perlu cara dan latihan yang rutin,” tandasnya “Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan lebih banyak mengedepankan kemampuan otak kiri saja yaitu dengan membaca, menghitung dan menulis. Ini akan dapat menimbulkan masalah bagi anak. Solusinya mengoptimalkan kemampuan otak kiri maupun kanan secara seimbang”, tutur Tawil.

Menurut Riana Mashar, MSi, Psi. Pembicara yang dosen UMM bahwa kecerdasan merupakan kemampuan orang untuk belajar, beradaptasi, menyelesaikan masalah dan mengambil manfaat dari pengalaman. Manusia yang memiliki ketahanan hidup adalah manusia yang memiliki keunggulan jika dibandingkan yang lain.

“Pertumbuhan dan perkembangan individu dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang memberikan stimulasi dan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi. Selain itu juga dipengaruhi potensi, motivasi, pengalaman maupun gaya hidup seseorang”, jelasnya
Sedangkan menurut Untung S. Widodo MPS dari Balai Penelitian GAKI Jayan Borobudur, peningkatan kecerdasan manusia ditentukan oleh pemenuhan zat-zat gizi untuk pertumbuhan dan fungsi otak serta organ penting lainnya; pemberian rangsangan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kinerja otak dan organ-organ lainnya.

“Jika kita ingin mengoptimalkan kualitas pertumbuhan dan perkembangan maka pada fase prakonsepsi, kehamilan, gold periode, usia balita, usia sekolah, remaja, dewasa yang masing-masing memiliki kebutuhan asupan gizi yang berbeda-beda harus tercukupi”.

“Rekayasa gizi sangat dimungkinkan agar dapat meningkatkan kecerdasan manusia dalam berbagai bidang. Selain itu juga butuh komitmen kuat dan usaha yang berkelanjutan untuk mencapai potensi genetik yang optimum”.

Selanjutnya Agung Ade Yulianto S Pd, Konsultan BRAIN MEMORY Temanggung menjelaskan, IQ tinggi bukan jaminan menjadi orang sukses, meskipun memang punya peran yang penting terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan. IQ pas-pasan tetapi tekun, emosinya stabil serta kemampuan spiritualitasnya tinggi, maka orang akan sukses belajar dan bekerja.
Sebenarnya masing-masing anak memiliki kecerdasan yang unik yang tidak dimiliki anak lain dan kecerdasan tersebut bila dikembangkan secara maksimal akan menjadikan seseorang sukses di kelak kehidupan nanti.
Menurut Agung Mind Mapping dapat membantu proses belajar, mengatur dan menyimpan sebanyak mungkin informasi, serta mampu menggolongkan informasi secara wajar sehingga memungkinkan bisa mengakses seketika (daya ingat yang sempurna) atas segala yang dinginkan.
“ Tekniknya menggunakan pola radian yang dilengkapi dengan warna, simbol, garis dan gambar. Ini sesuai dengan pola koneksi yang terjadi di dalam otak kita sehingga dapat memunculkan kreativitas anak, daya imajinasi, daya ingat kuat dan belajar tidak membutuhkan waktu yang lama”, jelasnya.
“ Gaya mencatat yang selama ini digunakan sampai sekarang ternyata sangat memboroskan waktu, dan gagal merangsang kreativitas anak dalam berfikir. Akibatnya anak-anak tidak bisa mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya secara optimal, anak merasa terbelenggu dengan rutinitas mencatat yang membosankan”.
“Catatan konvensional justru banyak mengaburkan kata kunci yang ada dalam paragraf pelajaran sekolah, disamping itu anak-anak dalam membaca kembali catatan tersebut terasa membosankan dan membutuhkan waktu lama”
By Kabag Humas UMM



1 komentar:

  1. :) saya lebih suka jika diajarkan konsep logical think, jadi buat diagram alur dalam mencatat :)
    tergantung ananknya, misalnya dalam catatan masukann saja gambar dan segala macam :)
    btw thx infonya :)

    BalasHapus